JS

Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 01 Juli 2013

PSIKOLOGI SISIAL DALAM PRAKTEK : Terapan Di Bidang Hukum, Kesehatan, Dan Organisasi

Orang mematuhi hukum serta menerima keputusan-keputusan hukum dari pengadilan sepanjang mereka menilai bahwa prosedurnya dijalankan dengan adil. Kebanyakan orang cenderung lebih menginginkan polisi untuk mencari kebenaran daripada untuk membuktikan kesalahan, namun kedua pendekatan interogasi tersebut sama-sama umum digunakan.

Studi psikologi yang berkaitan dengan persoalan hukum adalah psikologi forencik (forensic psychology) yaitu penelitian dan teori psikologi yang berkaitan dengan efek-efek dari faktor kognitif, afektif, dan perilaku terhadap proses hukum.

Beberapa dari akibat kekhilafan manusia yang mempengaruhi berbagai aspek dalam bidang hukum adalah penilaian yang bias, ketergantungan pada stereotip, ingatan yang keliru, dan keputusan yang salah atau tidak adil.

Ada beberapa faktor yang berperan dalam pemberian pengakuan palsu dan dalam pembentukan belief bahwa seseorang bersalah padahal dia sebenarnya tidak bersalah.

Suatu masalah hukum yang dianggap serius dan kontroversial adalah pulihnya kembali ingatan yang terpendam mengenai peristiwa kriminal di masa lalu di mana ingatan yang pulih tersebut sering kali keliru

Ingatan yang terpendam merupakan suatu bentuk amnesia psikogenik; di mana yang bersangkutan melupakan detail peristiwa traumatik sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kecemasan dan ketakutan yang terkait dengan peristiwa itu.

Orang tertarik pada detail suatu peristiwa kriminal dan liputan media yang terus menerus menimbulkan estimasi yang berlebihan tentang frekuensi pembunuhan, penyerangan fisik dan lainnya.

Konsentrasi media pada orang yang dituduh sebagai pelaku dapat menghasilkan perluasan asumsi publik bahwa dia memang bersalah termasuk asumsi mereka yang mungkin akan menjadi juri. Karena asumsi ini akan banyak membantu pekerjaan penuntut. Petugas pemerintahan cenderung memberi sebanyak mungkin informasi pada media

Saksi mata dari suatu perisriwa kriminal sering kali melakukan kekeliruan, namun beragam prosedur telah dikembangkan untuk membantu meningkatkan akurasinya.

Akurasi dapat diperbaiki, misalnya dengan menggunakan prosedur blank-lineup-control yaitu sebuah prosedur di mana saksi mata diperlihatkan pada lineup polisi yang tidak berisi tersangka. Jika saksi mata tidak mengidentifikasi satupun di antara mereka sebagai tersangka, tingkat kepercayaan terhadap kesaksiannya bertambah. Namun, jika saksi mata ternyata mengidentifikasi orang yang tidak bermasalah dia akan diberi tahu kesalahannya ini dan di minta untuk lebih berhati-hati. Pada kesaksian berikutnya saksi mata diharapkan meningkat.

Pembela bertindak sebagai lawan tanding penuntut dimana masing-masing berusaha memilih juri yang bias kepada mereka dan mencoba meyakinkan juri bahwa kebenaran versi mereka adalah yang paling benar.

Sebuah fase penting dalam prosedur persidangan yang dijalani sesaat sebelum proses peradilan dimulai adalah penyeleksian juri melalui prosedur voir dire, di mana pengacara dari kedua belah pihak dapat  “melihat dan berbicara” dengan para calon juri untuk memilih warga yang paling kompeten serta mampu bersikap tidak memihak dalam menjalankan tugasnya nanti, namun pada kenyataan kedua wakil hukum yang kontradikitif ini berupaya sedapat mungkin untuk memilih juri yang diyakini dapat membantu mereka memenangkan kasus dan atau membahayakan posisi lawan.

Selama persidangan pengacara tidak diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan yang menjurus yaitu pertanyaan yang memang dirancang untuk mendapatkan jawaban tertentu.

Kata-kata dan belief hakim yang tak terucap sekalipun dapat mempengaruhi keputusan. Terdakwa dinilai sebagian berdasarkan karakteristik yang tidak relevan seperti penampilan, gender, status, sosioekonomi, dan perilaku di ruang sidang.

Respons para juri terhadap barang-barang bukti dan terdakwa tergantung pada evaluasi afektif, proses kognitif, dan karakter kepribadian mereka masing-masing.

Kita memperoleh informasi yang terkait dengan kesehatan setiap harinya, dan kita butuh untuk terus mendapat informasi tersebut dan untuk bersedia mengubah pendapat kita sesuai dengan temuan-temuan terbaru.

Hasilnya para peneliti yang terkait pada psikologi kesehatan (health psychology) memfokuskan perhatian mereka kepada proses-proses psikologis yang mempengaruhi perkembangan, pencegahan, dan pengobatan penyakit-penyakit fisik.

Stres mengacu pada setiap peristiwa yang dipersepsikan sebagai suatu ancaman potensial terhadap fisik maupun emosi. Stres dapat menimbulkan penyakit fisik secara tidak langsung melalui efeknya terhadap tingkah laku yang terkait dengan kesehatan dan secara langsung dengan cara mengganggu sistem kesehatan.

Sedangkan efek fisik langsung dari stres ternyata lebih mengejutkan yaitu memperlambat  proses penyembuhan luka, berdampak negatif terhadap sistem endokrin 
dan mengganggu sistem kekebalan tubuh

Sedangkan coping mengacu pada cara seseorang untuk mengatasi atau menghadapi ancaman-ancaman dan konsekuensi emosional dari ancaman-ancaman tersebut.

Psychoneurolmmunology merupakan suatu bidang penelitian yang mengeksplorasi kaitan antara stres, reaksi emosional dan tingkah laku serta sistem kekebalan tubuh.

Jika dihadapkan pada intensitas dan jumlah stres yang sama besar, beberapa orang akan memberikan reaksi yang lebih negatif dibandingkan yang lain sehingga lebih mudah untuk jatuh sakit. Masing-masing dari kita berada dalam sebuah kontinum kecendrungan yang terbentang antara titik yang paling mudah menerima efek negatif dari stres yang disebut disease prone personality (pribadi yang rentan terkena penyakit) sampai dengan titik yang paling tahan terhadap stres self healing personality (pribadi yang cenderung mampu menyembuhkan diri sendiri). disease prone personality yaitu suatu kepribadian yang ditandai oleh reaksi-reaksi emosional yang negatif terhadap stres, strategi coping yang tidak efektif, dan pola-pola tingkah laku yang tidak sehat. Hal-hal yang berkolerasi dengan kepribadian ini adalah kemungkinan yang lebih tinggi untuk timbulnya penyakit dan rentang kehidupan yang lebih singkat. Sedangkan self healing personality adalah suatu kepribadian yang ditandai oleh strategi coping stres yang efektif. Individu-individu yang memiliki kepribadian ini biasanya adalah mereka yang penuh semangat, responsif terhadap orang lain, dan berpikir positif tentang kehidupan.

Strategi coping yang efektif terhadap stres meliputi meningkatkan kebugaran tubuh, mengatur atau mengontrol pikiran, perasaan, dan tindakan, mencari sumber-sumber afek positif (Misalnya mempunyai binatang peliharaan) serta mengembangkan jarigan yang dapat menyediakan hubungan sosial. 
Orang banyak menghabiskan waktu mereka di tempat kerja daripada di tempat aktivitas-aktivitas lainnya. Karena mereka senanriasa bekerja bersama orang lain, berbagai temuan dan prinsip-prinsip psikologi sosial dapat membantu memperjelaskan perilaku manusia di tempat kerja.

Kepuasan kerja adalah sikap individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasional, seperti kondisi lingkungan kerja dan keadilan dari sistem imbalan kerja, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor personal seperti senioritas, status, dan trait-trait kepribadian tertentu. Temuan mutakhir menyatakan bahwa tingkat kepuasan kerja sering kali cukup stabil pada banyak orang dan ada kemungkinan dipengaruhi oleh faktor genetis.

Hubungan antar kepuasan kerja dan kinerja relatif lemah, sebagian disebabkan karena ada banyak faktor lain yang mempengaruhi kinerja selain faktor sikap yang terkait dengan pekerjaan.

Individu sering kali melakukan perilaku prososial di tempat kerja. Hal ini disebut perilaku kemasyarakatan organisasional (organizational citizenship behavior) disingkat OCB bentuknya dapat berbagai macam.

OCB adalah perilaku prososial yang terjadi dalam organisasi baik yang diberi atau tidak diberi tanpa mengharapakan imbalan dari perusahaan.

Contoh dari OCB individual misalnya membantu meringankan pekerjaan orang lain yang terlalu berat, menawarkan diri secara sukarela untuk membantu dapat diminta, selalu tepat waktu, dan menghindari berlama-lama mengambil waktu istirahat.

OCB dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kepuasan kerja seberapa jauh para pegawai merasa diperlakukan dengan adil oleh orgnisasi, dan sebaliknya seberapa luas mereka mendefinisikan makna dari tanggung jawab pekerjaan mereka.
Faktor lain yang mempengaruhi OCB adalah persepsi pegawai terhadap keluasaan pekerjaan mereka. Perilaku mana yang memang merupakan bagian dari tugas, dan mana yang sukarela saja.

Kepemimpinan mengacu pada proses di mana seorang anggota kelompok (sang pemimpin) mempengaruhi anggota kelompok yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Teori orang besar merupakan sebuah cara pandang mengenai kepemimpinan yang mengatakan bahwa para pemimpin besar memang memiliki beberapa trait tertentu yang membedakan mereka dari kebanyakan orang yaitu trait yang dimiliki oleh semua pemimpin besar tak peduli kapan dan di mana mereka hidup.

Walaupun teori orang besar atas kepemimpinan telah terbukti keliru, temuan terakhir menyatakan bahwa beberapa trait pemimpin memang berbeda dari orang biasa. Misalnya, dua dari lima besar dimensi kepribadian manusia ekstroversi dan keterbukaan terhadap pengalaman baru berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menjadi pemimpin dan untuk sukses dalam menjalankan perannya tersebut.

Lima besar dimensi kepribadian merupakan dimensi dasar kepribadian manusia, dimensi-dimensi di mana individu berada (seperti ekstraversi, agreeableness, dan neurotisme) seringkali tampak dalam perilaku mereka sehari-hari.

Pemimpin memiliki perilaku dan gaya yang berbeda-beda. Studi-studi klasik psikologi sosial mengenai isu ini menyatakan bahwa pemimpin bervariasi dalam dua dimensi dasar yaitu kepedulian dan memprakarsai struktur. Selain itu, pemimpin  juga bervariasi dalam dua dimensi penting lainnya, yaitu otokratik-partisipatif dan permisif-teraarah.

Memprakarsai struktur (berorientasi pada produksi). Sebuah dimensi kunci dari perilaku seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki kadar tinggi dalam dimensi ini umumnya amat mementingkan penyelesaian suatu pekerjaan (yaitu dengan produksi).

Kepedulian (berorientasi pada manusia) sebuah dimensi kunci dari perilaku seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki kadar tinggi dalam dimensi ini mengutamakan hubungan yang baik dengan para bawahannya dan bagaimana membuat dirinya tetap disukai oleh mereka.

Pemimpin transformasional yaitu pemimpin yang memiliki dampak yang sangat kuat terhadap  para pengikutnya, dan dengan dampak tersebut ia mampu mengubah organisasi ataupun masyarakat. Pemimpin transformasional memiliki dampak yang sangat kuat pada para pengikutnya, dan sering kali mampu mengubah masyarakatnya. Penelitian tentang sifat dasar dari bentuk kepemimpinan ini menyatakan bahwa kepemimpinan tipe ini  bersumber pada beberapa perilaku tertentu, seperti pernyataan yang jelas tentang visinya, pembingkaian (framing) pada tujuan yang hendak dicapai pada kelompok untuk memperbesar arti penting tujuan tersebut, serta kepemilikan gaya personal yang khas. Hubungan antara pemimpin yang memiliki seluruh kualitas di atas dengan para pengikurnya akan sangat istimewa, dan dapat memaksimalkan pengaruh pemimpin tersebut terhadap para pengikutnya.

Penelitian terbaru tentang kepemimpinan transformasional menyatakan bahawa kinerja organisasi dapat meningkat di bawah arahan pemimpin transformasional, namun hanya ketika organisasi berada dalam situas lingkungan yang tidak mudah diduga serta mudah berubah.


Pemimpin transaskional merupakan pemimpin yang mengarahkan kelompoknya dengan cara pemberian imbalan bagi perilaku yang diharapkan, memperbaiki kesalahan, dan merubah peraturan yang ada. Pemimpin seperti ini umumnya berusaha memperkuat struktur dan strategi-strategi organisasi yang sudah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://isroi.files.wordpress.com/2010/01/chicken-egg.gif%3Fw%3D468&imgrefurl=http://www.jualcdsoftware.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html&usg=__pffPdWlC4BLeIxRZKT3efI3QZhc=&h=200&w=250&sz=16&hl=id&start=17&sig2=lK53suQGqNLsKL51AuVHUw&zoom=1&tbnid=dl58wn7gc0YGOM:&tbnh=89&tbnw=111&ei=0QLTUeTEJMa8rAf8pYCQAQ&itbs=1&sa=X&ved=0CEoQrQMwEA