JS

Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 01 Juli 2013

Psi. Lintas Budaya

Hubungan Psikologi Sosian dengan Kajian dan kontribusi penelitian lintas budaya
Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik.Mempelajari hubungan-hubungan di antara psikologis dan sosio-budaya, ekologis dan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok, yaitu keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas.

Riset lintas budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku. Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya.

Psikologi lintas budaya adalah cabang dari psikologi yang menaruh perhatian pada pengujian berbagai kemungkinan batas-batas pengetahuan dengan mempelajari orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya.

Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan. Psikologi Lintas Budaya ini muncul sebagai respon terhadap teori psikologi yang dikembangkan di Barat dalam satu kebudayaan bersifat universal. Padahal manusia diciptakan tidak bersifat universal melainkan bersifat lokal, hidup bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dan memiliki budaya sendiri. Oleh karena itu Psikologi Lintas Budaya ini membahas tentang konsep psikologi lintas budaya, ruang lingkup psikologi lintas budaya, pewarisan dan perkembangan budaya, budaya dan diri, perilaku sosial, emosi, kepribadian, kognisi, persepsi, akulturasi budaya, dan kelompok-kelompok etnik.

Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu antropologi adalah cabang antropologi juga berpusat pada penelitian variasi kebudayaan di antara kelompok manusia. Antropologi budaya mengumpulkan data mengenai proses ekonomi dan politik global atas budaya lokal. Para antropolog budaya menggunakan berbagai metode, termasuk pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan angket statistik. Penelitian mereka sering dikatakan pekerjaan lapangan karena sang antropolog harus menetap untuk waktu yang cukup lama di lapangan penelitiannya.

Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu sosial adalah sama-sama mempelajari tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka. Psikologi sosial sempat dianggap tidak memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. Psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan dan budaya

Menurut Brislin, Lonner, Thorndike Psikologi Lintas Budaya adalah kajian empiris mengenai berbagai macam anggota kelompok budaya yang memiliki berbagai macam perbedaan pengalaman yang dapat membawa pada perbedaan perilaku.

Menurut BerryPsikologi Lintas Budaya berkutat tentang kajian sistematis mengenai perilaku dan pengalaman, sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.

Secara sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan antara budaya dan perilaku social:

Ekologi – budaya – sosialisasi – kepribadian – perilaku
Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan sebuah kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis terbentuk dalam keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang terdiri dari lingkungan fisik, kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna, bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-politik dan adaptasi biologis dan adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku dan karakter psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi, genetika, transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan suatu perilaku dan karakter psikologis tertentu.

2.       Penelitian yang sudah terjadi di Psikologi Lintas Budaya

Penelitian Lintas-Budaya tentang Temperamen:
Freedman (1974): menemukan bahwa bayi-bayi Cina-Amerika lebih tenang dan gampangan disbanding bayi-bayi Kaukasia-Amerika atau Afrika-Amerika. Bayi Cina-Amerika ketika hidungnya ditutupi selembar kain, mereka tetap berbaring tenang dan mengambil nafas dari mulut, sementara bayi-bayi lain akan memalingkan muka dan berusaha menarik kain itu dengan tangan mereka.

Chisholm (1983): hubungan kuat antara kondisi ibu saat hamil (khususnya tekanan darah tinggi) dengan iritabilitas (sifat mudah marah) bayi, yang dijumpai pada bayi-bayi Malaysia, Cina, Aborigin, orang kulit putih Australia, serta Navaho (Gracia Coll, 1990).

Garcia Coll, Sepkoski, dan Lester (1981): meneliti perbedaan temperamen bayi-bayi Puerto Rico lebih awas dan tidak mudah menangis, sementara bayi-bayi Afrika-Amerika lebih tinggi kemampuan motoric – perilaku-perilaku yang melibatkan gerakan dan koordinasi otot.

Penelitian Lintas Budaya tentang Kelekatan:

Ibu-ibu Jerman menganggap penting dan mendorong kemandirian sejak dini dank arena itu menganggap kelekatan menghindar sebagai yang lebih ideal. Orang tua Jerman memandang anak-anak yang lekat secara “aman” sebagai anak yang “dimanja” (Grossmann, Grossmann, Spangler, Suess, & Unzner, 1985).

Anak-anak yang dibesarkan di keluarga Jepang mempunyai kelekatan ambivalen yang cemas, tanpa ada kelekatan yang menhindar (Miyake, Chen, & Campos, 1985).

Penelitian Lintas Budaya tentang Pengasuhan Orang tua, Keluarga, dan Sosialisasi.


3.       Makna Psikologi Lintas Budaya bagi perkembangan psikologi
Psikologi lintas-budaya adalah cabang psikologi yang terutama menaruh perhatian pada pengujian berbagai kemungkinan batas-batas pengetahuan dengan mempelajari orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda.Sedangkan dalam arti sempit dapat di artiakan Penelitian lintas budaya berarti dilibatkannya partisipan dari latar belakang cultural yang berbeda dan pengujian terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya perbedaan antara partisipan tersebut.

Yang membedakan antara psikologis lintas-budaya dengan psikologis “tradisional” atau “mainstream” bukanlah fenomena yang diperhatikan. Perbedaanya lebih pada pengujian terhadap batasan-batasan atas pengetahuan dengan memeriksa apakah suatu pengetahuan bisa diterapkan atau didapatkan dari berbagai orang dengan latar belakang kultural yang berbeda. Dan dengan mendefinisikan psikologi lintas-budaya seperti ini, ahli psikologi dapat menerapkan teknik-teknik lintas budaya untuk menguji keuniversalan atau kekhasan-kultural (cultural specifity)semua aspek perilaku manusia. Budaya merupakan suatu konstruk individual-psikologis sekaligus konstruk sosial-makro”.artinya, sampai batas tertentu, budaya ada di dalam setiap dan masing-masing diri kita secara individual sekaligus ada sebagai konstruk sosial-global.


Psikologi Lintas Budaya memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan psikologi. Seperti dalam pemahaman-pemahaman tentang temperamen, kelekatan, peran sebagai orang tua, pengasuh anak, struktur dan lingkungan keluarga, dan penalaran moral dibentuk oleh konteks kultural di mana perkembangan itu terjadi. Penelitian lintas-budaya tentang perkembangan psikologi membuat kita menyadari berbagai akar perbedaan kultural yang ada dalam kehidupan orang dewasa. Banyak yang bisa kita pelajari dari diri sendiri maupun orang lain, bahwa akan selalu ada jawaban-jawaban baru yang akan memunculkan berbagai pertanyaan baru tentang perilaku mana yang universal dan mana yang unik bagi sekelompok orang saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://isroi.files.wordpress.com/2010/01/chicken-egg.gif%3Fw%3D468&imgrefurl=http://www.jualcdsoftware.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html&usg=__pffPdWlC4BLeIxRZKT3efI3QZhc=&h=200&w=250&sz=16&hl=id&start=17&sig2=lK53suQGqNLsKL51AuVHUw&zoom=1&tbnid=dl58wn7gc0YGOM:&tbnh=89&tbnw=111&ei=0QLTUeTEJMa8rAf8pYCQAQ&itbs=1&sa=X&ved=0CEoQrQMwEA