BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam
Bab ini akan dibahas tentang identifikasi
variabel-variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,
populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data dan metode
analisis data.
A.
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian dinyatakan sebagai
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti,
dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian ada dua yaitu :
1. Variabel Terikat : Self Efficacy (Y)
2. Variabel bebas : Pola Asuh Orang Tua (X)
B.
Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini
adalah :
1. Self-Efficacy
adalah sejauhmana pengharapan
yang memusatkan kepada kepercayaan terhadap kemampuan individu untuk mengatur
dan meminimalkan tingkah laku yang tidak mendukung untuk menghasilkan sesuatu
yang baik. Diukur dengan menggunakan skala self-efficacy,
meliputi faktor-faktor yaitu
: tingkat kesulitan tugas (level), kemantapan keyakinan (strength)
dan luas bidang perilaku (generality).
2. Pola Asuh Orang Tua
adalah adalah sikap orang tua dalam berhubungan atau berinteraksi dengan
anak-anak dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilihat melalui cara orang tua
mengontrol dan mengawasi tuntutan terhadap tingkah laku, cara berkomunikasi serta
sikap pemeliharaan orang tua kepada anaknya. Yang diukur dengan menggunakan
skala pola asuh orang tua, meliputi tehnik-tehniknya yaitu : pola asuh
ototoriter (Authoritarian), pola asuh
otoritatif (Autoritatif) dan pola
asuh permisif (permissive).
C. Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
1. Populasi
Subyek
penelitian merupakan hal yang penting yang harus ditentukan sebelum kegiatan
penelitian dilakukan. Di dalam menentukan subyek penelitian, hal yang harus
diperhatikan adalah populasi penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2003 : 55). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
SMUN X di Jakarta , yang berjumlah 185 siswa. Berikut ini
merupakan tabel populasi siswa kelas X SMUN X di
Jakarta :
TABEL 1
Populasi siswa kelas X SMUN X di Jakarta
Kelas
|
Populasi
|
Sampel
|
X-1
|
32 Siswa
|
22 Siswa
|
X-2
|
31 Siswa
|
21 Siswa
|
X-3
|
28 Siswa
|
19 Siswa
|
X-4
|
31 Siswa
|
21 Siswa
|
X-5
|
30 Siswa
|
21 Siswa
|
X-6
|
33 Siswa
|
23 Siswa
|
JUMLAH
|
185 Siswa
|
127 Siswa
|
2. Metode
Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2003 : 56). Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representative (mewakili). Berdasarkan Tabel Morgan untuk populasi sebesar 185
maka yang digunakan sebagai sampel adalah berjumlah 127. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik proportional random sampling yaitu
suatu cara dalam pengambilan sampel dimana besar kecilnya sub populasi dan
individu-individu yang ditugaskan dalam tiap-tiap sub populasi diambil secara
random dari sub populasi (Sutrisno Hadi, 2000 : 82).
Pemilihan subjek akan dijadikan sampel dengan metode proportional random sampling adalah melalui tehnik undian.
Perincian pemilihan tehnik sampel adalah sebagai berikut :
a. Buat daftar yang berisi semua daftar
siswa.
b. Beri kode nomor urut pada masing-masing
dalam selembar kertas kecil.
c. Menuliskan kode masing-masing dalam
selembar kertas kecil.
d. Kertas digulung dan dimasukkan kedalam
kaleng.
e. Mengocok kaleng itu dan mengambil satu
sampai jumlah yang diperlukan tercapai.
D.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data penelitian ini akan
digunakan skala. Skala adalah suatu jenis alat pengumpul data yang disampaikan
kepada responden atau subyek penelitian melalui sejumlah pernyataan tertulis.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala dalam
bentuk pernyataan sikap yang diperoleh individu berdasarkan penilaian terhadap
skala. Bentuk yang digunakan dalam membuat pernyataan pada penelitian ini
adalah skala likert.
Menurut Saifuddin Azwar (2004 : 4) skala
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Stimulus
berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang
hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang
bersangkutan.
2) Jawaban
subyek merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai atribut yang diukur,
sedangkan kesimpulan akhir sebagai diagnosis baru dapat dicapai bila semua item
telah direspon.
3) Respon
subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar-salah. Semua jawaban dapat
diterima sejauh dijawab dengan jujur dan sungguh-sungguh. Hanya saja jawaban
yang berbeda akan di interpretasikan berbeda.
Skala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala
yang memiliki skor, dari angka satu sampai dengan lima. Dengan alternatif jawaban
dari lima pilihan, yang terdiri dari jawaban sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral
(N), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Langkah-langkah yang
dilakukan dalam menyusun skala ini pertama-tama penulis membuat
pernyataan-pernyataan sesuai dengan indikator-indikator yang ditentukan dalam
blue print. Pernyataan dibuat berdasarkan derajat Favorable dan Unfavorable.
Dalam proporsi jumlah pertanyaan yang sama antara Favorable dan Unfavorable. Dimana derajat favorable adalah pernyataan-pernyataan yang mendukung indikator, sedangkan
derajat unfavorable adalah
pernyataan-pernyataan yang tidak mendukung indikator. Cara penilaian butir
skala adalah sebagai berikut :
TABEL 2
TEKNIK PENILAIAN JAWABAN YANG DIBERIKAN
SUBYEK
Alternatif Jawaban
|
Favorable
|
Unfavorable
|
Sangat
Sesuai (SS)
|
5
|
1
|
Sesuai (S)
|
4
|
2
|
Netral
(N)
|
3
|
3
|
Tidak Sesuai
(TS)
|
2
|
4
|
Sangat
Tidak Sesuai (STS)
|
1
|
5
|
.
Skala yang dibuat dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu
skala self-eficacy dan pola asuh orang tua.
1) Skala
Self-Efficacy
Skala self-efficacy ini
berdasarkan pada konsep teori yang dikemukakan oleh Bandura (1997 : 9), yaitu : tingkat
kesulitan tugas (level), kemantapan
keyakinan (strength) dan luas bidang
perilaku (generality). Setiap faktor
kemudian dikembangkan menjadi indikator-indikator yang dituangkan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan baik favorable maupun
unfavorable seperti blue print di
bawah ini :
TABEL 3
Blue Print Skala Self-Efficacy
Distribusi Penyebaran
Item Skala Self-Efficacy
No
|
Faktor
|
Indikator
|
Fav
|
Unfav
|
Jumlah
|
1
|
Tingkat
kesulitan tugas (level)
|
a. Mampu menyelesaikan tugas yang sederhana
|
|
|
|
b. Mampu melakukan tugas yang sulit
|
|
|
|
||
2
|
Kemantapan
keyakinan (strength)
|
a. Optimis pada diri sendiri
|
|
|
|
b. Mampu bertahan dalam menghadapi tantangan
|
|
|
|
||
3
|
Luas
bidang perilaku (generality)
|
a. Mampu mengatasi situasi yang spesifik
|
|
|
|
b. Mampu melakukan kegiatan yang beragam
|
|
|
|
||
Jumlah
|
|
|
|
2) Skala
Pola Asuh Orang Tua
Skala pola asuh orang tua ini
berdasarkan pada konsep teori yang dikemukakan oleh Baumrind (dalam Santrock,
2003 : 185) yaitu : pola asuh otoriter (Authoritarian), pola asuh Otoritatif (Autoritatif) dan pola asuh permisif (permissive).
Setiap faktor kemudian dikembangkan menjadi indikator-indikator yang dituangkan
dalam bentuk pernyataan-pernyataan baik favorable
maupun unfavorable seperti blue
print di bawah ini :
TABEL 4
Blue Print Skala Pola Asuh Orang Tua
Distribusi Penyebaran
Item Skala Pola Asuh Orang Tua
No
|
Faktor
|
Indikator
|
Fav
|
Unfav
|
Jmlh
|
1
|
Pola
asuh otoriter (Authoritarian)
|
a. Membuat batasan yang
tegas
|
1,3
|
2, 4
|
4
|
b. Memaksakan kehendak
|
5, 7
|
6, 8
|
4
|
||
c. Bersifat menghukum
|
9, 11
|
10, 12
|
4
|
||
d. Melakukan sedikit komunikasi verbal
|
13, 15
|
14, 16
|
4
|
||
2
|
Pola asuh otoritatif (Autoritatif)
|
a. Adanya kebebasan dengan pengendalian
|
|
|
|
b. Komunikasi verbal berlangsung secara timbal balik
|
|
|
|
||
c. Bersikap hangat
|
|
|
|||
d. Bersifat membesarkan hati anak
|
|
|
|||
3
|
Pola asuh permisif (permissive)
|
a. Orang tua sangat tidak ikut campur dalam kehidupan anak
|
|
|
|
b. Aspek kehidupan orang tua lebih penting daripada anak
|
|
|
|||
c. Cukup hangat
|
|
|
|
||
d. Sedikit sekali menuntut
|
|
|
|
||
e. Sedikit sekali mengendalikan
|
|
|
|
||
f. Mengizinkan melakukan yang diinginkan
|
|
|
|
||
Jumlah
|
|
|
|
E.
Metode Analisis Instrumen Penelitian
1. Validitas
a. Validitas Butir
Validitas
Butir adalah pengujian terhadap kualitas butir. Dasar kerja validitas butir
adalah memilih butir yang fungsi ukurnya selaras dengan fungsi ukur tes yang
dikehendaki (Saifuddin Azwar, 2004 : 59).
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen yang digunakan dalam
penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,
2003 : 267). Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan
eksternal. Instrumen yang memiliki validitas internal atau rasional, bila
kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional telah mencerminkan apa yang
diukur. Sedangkan instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di
dalam instrumen disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris yang ada
(Sugiyono, 2003 : 270). Validitas butir diupayakan agar pembuat instrumen untuk
memilih butir yang memiliki reliabilitas internal tinggi. Berarti bahwa
validitas butir merupakan prosedur untuk membuang atau mengganti butir yang
akan menurunkan reliabilitas internalnya.
Untuk meneliti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya, maka telah dilakukan ujicoba pada
tiap-tiap item instrumen yang akan disajikan dalam penelitian. Pengujian ini
dilakukan dengan cara menghitung Alpha Cronbach tiap faktor dan
dibandingkan dengan Alpha if item deleted. Jika nilai Alpha if item
deleted lebih kecil dari Alpha tiap faktor maka item dinyatakan
valid. Perhitungan rumus Alpha dibantu dengan menggunakan program SPSS
versi 15.0 for windows.
2. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel
berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2003 : 267). Instrumen yang reliabel belum tentu
valid. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen.
Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi
pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan. Pengujian reliabilitas
instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal
pengujian dapat dilakukan dengan test-retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal
reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir
yang ada pada instrumen (Sugiyono, 2003 : 273).
Untuk mengetahui reliabilitas dari
suatu faktor maka dapat digunakan teknik Alpha
Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:
RUMUS II:
k
∑S2I
α = 1 -
k-1
S2i
Keterangan:
α =
Koefisien reliabilitas Alpha
k =
Banyaknya belahan tes
S2I= Jumlah varians skor total
S2i = Jumlah varians responden
untuk aitem ke-1
Pada
penelitian ini penerapan teknik Alpha
Cronbach dibantu dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows.
F. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola asuh
orang tua dengan self-efficacy pada
siswa-siswi SMUN X di Jakarta digunakan analisis korelasi Product Moment
dari Karl Pearson dengan program SPSS versi 15.0 for windows.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar