JS

Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 01 Juli 2013

Aliran Stoik

Filsafat Stoik yang muncul di Athena sekitar 300 SM. Pendirinya adalah Zeno, yang asalnya berasal dari Syprus dan bergabung dengan kaum Sinis di Athena setelah kapalnya karam. Dia sering mengungkapkan para pengikutnya di bawah serambi. Nama “Stoik” berasal dari kata Yunani yang berarti serambi (stoa). Stoikisme di kemudian hari mempunyai pengaruh besar pada kebudayaan Romawi. Kaum Stoikisme percaya bahwa setiap orang adalah bagian satu akal -atau “logos”- yang sama. Mereka beranggapan bahwa setiap orang adalah seperti dunia miniatur, atau “mikrokosmos,” yang merupakan cerminan dari “makrokosmos.” Ini mendorong pada pemikiran bahwa ada suatu kebenaran universal, yang dinamakan hukum alam. Dan karena hukum alam ini didasarkan pada akal manusia yang abadi dan universal, ia tidak berubah sejalan berlalunya waktu dan berpindahnya tempat. Jadi, dalam hal ini kaum Stoik berpihak pada Socrates yang bertentangan dengan kaum Sophis. Hukum alam mengatur seluruh umat manusia, bahkan para budak.
Kaum Stoik mengangap ketentuan undang-undang dari berbagai negara hanyalah tiruan tidak sempurna dari “hukum” yang tertanam pada alam itu sendiri. Sebagian kaum Stoik menghapuskan perbedaan antara individu dan alam raya, mereka pun menyangkal adanya pertentangan antara “ruh” dan “materi.” Hanya ada satu alam, mereka menegaskan. Gagasan semacam ini disebut monisme(berkebalikan dengan dualisme atau realitas ganda dari Plato). Sebagai anak-anak zaman mereka yang sejati kaum Stoik benar-benar “kosmopolitan,” dalam pengertian bahwa mereka lebih menerima kebudayaan kontemporer dibanding para filosof tong(kaum sinis). Mereka memberi perhatian pada persahabatan manusia, sibuk dengan politik, dan kebudayaan dari mereka, terutama kaisar Romawi Marcus Aurelius(121-180 M), adalah negarawan yang aktif. Mereka mendorong berkembangannya kebudayaan dan filsafat di Romawi, ada salah seorang yang paling menonjol diantara mereka adalah sang orator, filosof, dan negarawan Cicero(106-43 SM). Dialah yang membentuk konsep “humanisme”- yaitu, suatu pandangan hidup yang menempatkan individu sebagai fokus utamanya.
Beberapa tahun kemudian, tokoh Stoik Seneca(4 SM-65 M) mengatakan bahwa “bagi umat manusia, manusia itu suci.” Ini tetap menjadi slogan humanisme hingga sekarang. Kaum Stoik, lebih lanjut, menekankan bahwa semua proses alam, seperti penyakit dan kematian, mengikuti hukum alam yang tak pernah lekang. Karena itu manusia harus belajar untuk menerima takdirnya. Tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Segala sesuatu terjadi karena ada sebabnya, maka tidak ada gunanya mengeluh jika takdir sudah datang mengetuk pintu. Mereka berpendapat bahwa orang juga harus menerima peristiwa- peristiwa yang membahagiakan dalam hidup tanpa gelisah. Dalam hal ini kita melihat pertalian mereka dengan kaum Sinis. Yang mengatakan bahwa semua kejadian lahiriah itu tidak penting. Bahkan sekarang kita menggunakan istilah “ketenangan Stoik” untuk seseorang yang tidak membiarkan perasaan menguasai dirinya.






1.      Dalam kaitan ini, teori atom dari Democratus merupakan obat yang berguna bagi takhayul keagamaan. Untuk menjalani kehidupan yang baik bukannya tidak harus Aliran Epicurean
Sekitar 300 SM, Epicurus (341-270 SM) mendirikan sebuah aliran filsafat di Athena. Para pengikutnya dinamakan kaum Epicurean. Dia mengembangkan etika kenikmatan Aristippus dan menggabungkannya dengan teori atom Democritus. Aristippus merupakan murid Socrates, dia percaya bahwa tujuan hidup adalah meraih kenikmatan indrawi setinggi mungkin. “Kebaikan tertinggi adalah kenikmatan,” katanya, “Kejahatan tertinggi adalah penderitaan.” Konon kaum Epicurean hidup di taman. Karena itu mereka dikenal sebagai “para filosof taman.” Di atas pintu masuk ke taman ini katanya digantungkan sebuah pengumuman yang berbunyi, “orang asing, disini kalian akan hidup senang. Disini kenikmatan adalah kebaikan tertinggi.” Namun Epicurus menekankan bahwa kenikmatan tidak lantas berarti kenikmatan indrawi-seperti makan coklat, misalnya. Nilai-niai seperti persahabatan dan penghargaan terhadap kesenian juga termasuk disini. Lagi pula, untuk menikmati hidup menurut cita-cita Yunani kuno diperlukan kontrol-diri, kesederhanaan, dan ketulusan. Nafsu harus dikekang, dan ketentraman hati akan membantu kita menahan penderitaan. Rasa takut kepada para dewa mendorong orang-orang masuk ke taman Epicurus. mengatasi rasa takut akan kematian. Untuk tujuan ini Epicurus memanfaatkan teori Democratus tentang “atom jiwa.” Democritus percaya tidak ada kehidupan setelah kematian sebab ketika kita mati, “atom-atom jiwa” menyebar ke seluruh penjuru. “Kematian tidak menakutkan kita,” kata Epicurus dengan enteng, “sebab selama kita ada, kematian tidak bersama kita. Dan ketika ia datang, kita tidak ada lagi.” (jika kita berpikir begitu, tak ada orang yang meraasa kuatir akan kematian.)
Epicurus meringkas filasafat pembebasanya dengan apa yang dinamakannya empat ramuan obat:
1. Dewa-dewa bukan untuk ditakuti.
2. Kematian tidak perlu dikawatirkan.
3. Kebaikan itu mudah dicapai.
4. Ketakutan itu mudah ditanggulangi
.
Meneladani Epicurus, banyak pengikutnya yang mengembangkan pemanjaan diri yang berlebihan. Motto mereka adalah “Hidup untuk saat ini!” Kata “epicuraen” digunakan dalam pengertian negatif belakangan ini untuk menggambarkan seseorang yang hidup hanya demi kesenangan.
Teori yang terkenal dari kaum ini adalah Epistemiologi materialistis, yaitu  segala sesuatu yang kita rasakan adalah kesan yang diperoleh pikiran kita lewat gambaran atom dari permukaan suatu objek yang nyata atau dengan kata lain dari materi ke konsep. Jadi, bahwa tanda sebagai data alamiah mempersentasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau ditangkap secara indrawi.








Perbedaan Aliran Stoik dan Aliran Epicurean
·       Aliran stoic memusatkan diri pada konsep humanism, dan kaum stoic juga dikenal dengan gaya kosmopolitannya, bersahabat, berpolitik dengan sesama
·       Sedangkan Aliran Epicurean tidak suka berpolitik lebih memusatkan pada kesenangan, dan beranggapan bahwa mengasingkan diri adalah hal baik.
·       Kebaikan tertinggi pada aliran Stoik terdapat pada keluhuran budi, sedangkan pada aliran Epicurean adalah kenikmatan.

Persamaan Aliran Stoik dan Aliran Epicurean
·       Pada aliran Epicurean, Nilai-nilai seperti persahabatan dan penghargaan juga termasuk kenikmatan sama halnya dengan aliran Stoik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://isroi.files.wordpress.com/2010/01/chicken-egg.gif%3Fw%3D468&imgrefurl=http://www.jualcdsoftware.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html&usg=__pffPdWlC4BLeIxRZKT3efI3QZhc=&h=200&w=250&sz=16&hl=id&start=17&sig2=lK53suQGqNLsKL51AuVHUw&zoom=1&tbnid=dl58wn7gc0YGOM:&tbnh=89&tbnw=111&ei=0QLTUeTEJMa8rAf8pYCQAQ&itbs=1&sa=X&ved=0CEoQrQMwEA